Saturday, July 26, 2014

makalah kelapa sawit 1



Sebagai tanaman penghasil utama minyak nabati, tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya Dari tempat asalnya Brazilia, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848 melalui 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor (Botanical Garden) Bogor. Dua batang bibit tersebut berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Tanaman kelapa sawit ini pada mulanya dibudidayakan sebagai tanaman hias, pada tahun 1911 baru dimulailah pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial dengan dibangunnya perkebunan kelapa sawit pertama di Tanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt (Jerman).
Minyak hasil olahan kelapa sawit memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia. Sebagai bahan baku utama minyak goreng yang merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan rakyat, pasokan minyak sawit yang kontinyu akan menjaga kestabilan harga minyak goreng. Kelapa sawit juga merupakan andalan ekspor non migas yang memiliki prospek yang baik sebagai penghasil devisa dan pajak. Selain itu, produksi dan pengolahan kelapa sawit yang kontinyu mampu menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.


KLASIFIKASI KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Sub – Famili : Cocoidae
Spesies : 1. Elaeis guineensis Jacq (Kelapa Sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (Kelapa Sawit Amerika Latin)
Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah:
1. Dura; tempurung tebal (2-8mm), tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung, daging buah relatif tipis yaitu 35-50% terdapat buah, kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah dan dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk betina.
2. Pasifera; ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada, daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan.
3. Tenera; Dura dengan Pasifera, tempurung tipis (0,5-4mm) terdapat lingkaran serabut sekeliling tempurung, daging buah sangat tebal (60-96% dari buah), tandan buah lebih banyak tetapi ukuran relatif lebih kecil
4. Macro carya; tempurung tebal sekitar 5 mm, dan daging buah sangat tipis. Jenis varietas yang digunakan dalam perkebunan rakyat adalah jenis varietas dura karena memiliki kualitas yang cukup tinggi (Pahan, 2006).
Sedangkan berdasarkan warna buah, dikenal tiga tipe yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Varietas unggul kelapa sawit adalah varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan. Hasil persilangan tersebut memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Varietas unggul hasil persilangan antara lain: Dura Deli Marihat (keturunan 434B x 34C; 425B x 435B; 34C x 43C), Dura Deli D. Sinumbah, Pabatu, Bah Jambi, Tinjowan, D. Ilir (keturunan 533 x 533; 544 x 571), Dura Dumpy Pabatu, Dura Deli G. Bayu dan G Malayu (berasal dari Kebun Seleksi G. Bayu



dan G. Melayu), Pisifera D. Sinumbah dan Bah Jambi (berasal dari Yangambi), Pisifera Marihat (berasal dari Kamerun), Pisifera SP 540T (berasal dari Kongo dan ditanam di Sei Pancur).
Beberapa ciri yang dapat digunakan untuk menandai kecambah yang dikategorikan baik dan layak untuk ditanam antara lain sebagai berikut:
1. Warna radikula kekuning-kuningan, sedangkan plumula keputih-putihan
2. Ukuran radikula lebih panjang daripada plumula
3. Pertumbuhan radikula dan plumula lurus dan berlawanan arah
4. Panjang maksimum radikula 5 cm, sedangkan plumula 3 cm.
Kelapa sawit dapat dimanfaatkan dari beberapa bagiannya. Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Daging buah akan menghasilkan minyak kelapa sawit mentah sebagai bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.
MORFOLOGI BUAH DAN BIJI KELAPA SAWIT
A. Buah
Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).
Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah.
1. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun
2. Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya akan menjadi akar.
Plumula tidak keluar sebelum radikulanya tumbuh sekitar 1 cm. Akar-akar adventif pertama muncul di sebuah ring di atas sambungan radikula-hipokotil dan seterusnya membentuk akar-akar sekunder sebelum


daun pertama muncul. Bibit kelapa sawit memerlukan waktu 3 bulan untuk memantapkan dirinya sebagai organisme yang mampu melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dari dalam tanah.
Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles).
B. Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.
Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.
P E M B I B I T A N
Secara garis besar pembibitan tanaman kelapa sawit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara generatif dan cara kultur jaringan untuk memperbanyak benih kelapa sawit. Dalam pelaksanaan pembibitan, perlu diperhatikan persyaratan benih dan pengecambahan benih, selain teknik pembibitan benih, pemeliharaan pembibitan, kultur jaringan dan seleksi bibit. Berikut adalah persyaratan benih dan pengecambahan benih yang baik, yang dapat mendukung pembibitan yang baik.
A. Persyaratan Benih
Benih yang baik untuk bibit kelapa sawit harus berasal dari indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di Indonesia terdapat 6 (enam) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal Yunus Estate, PT Dami Mas Sejahtera dan PT Bina Sawit Makmur.
Benih-benih yang dihasilkan oleh produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan yang jelas asal usulnya seperti Delidura dan bapak Pisifera.


Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Perkebunan ada beberapa syarat mutu benih kelapa sawit. Beberapa tolok ukur untuk melihat bibit kelapa sawit yang baik adalah sebagai berikut:
1. Mutu Genetis
a. Asal bahan tanaman, asal bahan adalah dari kebun benih yang telah ditetapkan oleh pemerintah
b. Varietas adalah harus benih unggul
c. Kemurnian adalah lebih dari 98 %
2. Mutu Fisiologis kesehatan harus bebas OPT
3. Mutu Fisik
a. Berat Biji Minimum 0,8 Gram
b. Radikula dan Plumula
- Panjang Maksimum 2 Cm
- Warna Putih Kekuningan
- Arah Tumbuh harus berlawanan Arah
- Kenampakan Dapat Dibedakan Dengan Jelas




No comments:

Post a Comment