Monday, October 13, 2014

makalah Pembelajaran Tematik


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Dengan demikian dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yaitu kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.
Dewasa kini banyak sekolah yang belum melaksanakan pembelajaran tematik, padahal oleh pemerintah telah dianjurkan. Guru-guru dikelas rendah banyak mengalami kendala untuk melakukan pembelajaran tematik, karena kurangnya wawasan dan pemahaman tentang pemebelajaran tematik. Oleh karena itu dengan adanya makalah ini, penulis berharap para pembaca atau para calon guru yang membaca makalah ini dapat memahami tentang pembelajaran tematik dan bisa mengebangkan dan menerapkan pembelajaran tematik ini di lapangan (sekolah) untuk kelas rendah.
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana karakteristik pembelajaran tematik ?
b.      Apa saja keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik ?
c.       Bagaimana prinsip dasar pembelajaran tematik ?
d.      Bagaimana prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik ?
e.       Bagaimana implikasi pembelajaran tematik ?
f.       Bagaimana langkah-langkah pembelajaran tematik ?
C.     Tujuan
Adapun tujuan penulisan mkalah ini yaitu supaya pembaca atau calon-calon guru MI mengetahui :
a.       Karakteristik pembelajaran tematik ;
b.      Keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik ;
c.       Prinsip dasar pembelajaran tematik ;
d.      Prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik ;
e.       Implikasi pembelajaran tematik ; dan
f.       Langkah-langkah pembelajaran tematik .







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.Menurut Depdiknas (2006) pembelajaran tematik di kelas awal sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.      Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.      Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.      Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus  pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.      Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan dan menyenangkan.
Ø  Aktif : Bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan), menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat dan menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah.
Ø  Efektif artinya berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
Ø  Kreatif berarti dalam pembelajaran peserta didik melakukan serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambungan.
Ø  Menyenagkan bertarti terpesona dalam keindahan, kenyamanan dan kemanfaatannya sehingga mereka terlibat dengan asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri dan tertantang untuk melakukan hal yang serupa atau hal-hal yang lebih berat lagi.[1]
B.     Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Apabila ditinjau dari aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan. Keunggulan atau keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain yaitu :
Ø  Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Ø  Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat diajarkan secara logis dan alami.
Ø  Dapat ditunjukkan bahwa belajar adalah sifat yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Ø  Guru bebas melihat masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.
Ø  Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Sedangkan keunggulan atau keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa diantaranya yaitu :
Ø  Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
Ø  Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integrative.
Ø  Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan. Mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
Ø  Merangsang penemuan dan penyelidikan di dalam dan di luar kelas.
Ø  Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.[2]
Selain keunggulan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna. Selain itu kekurangan yang lainnya yaitu :
Ø  Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi 
Ø  Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Menurut Resmini kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø  Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
Ø  Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi.
Ø  Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø  Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
Ø  Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
Ø  Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya.
C.     Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar  yang perlu diperhatikan yaitu prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi. Adapun gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut,  berikut ini :
a.       Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan, diantaranya yaitu :
-          Tema hendaknya tidak terlalu luas,namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran ;
-          Tema harus bermakna, tema yang dipilih harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya ;
-          Tema harus disesuaikan dengan tingkat dengan perkembangan psikologi anak
-          Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak ;
-          Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi direntang waktu belajar ;
-          Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat ;
-          Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.      Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo (2000) dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dabat berlaku sebagai :
Ø  Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar ;
Ø  Pemberian tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok ;
Ø  Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c.       Prinsip Evaluasi
Pada dasarnya evaluasi menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Maka dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran tematik diperlukan langkah-langkah positif antara lain :
Ø  Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri, disamping bentuk evaluasi lainnya ;
Ø  Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d.      Prinsip Reaksi
Dampat pengiring yang terpenting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalm KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Karena guru dituntut mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke satu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hali ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring tersebut.[3]
D.    Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
 Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip yang harus dilakukan yaitu perencanaan yang mencakup :
1.      Pemetaan Kompetensi Dasar
 Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a.       Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-       Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
-       Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
-       Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati
b.      Menentukan tema
ü  cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
ü  Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
-       Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
-       Dari yang termudah menuju yang sulit
-       Dari yang sederhana menuju yang kompleks
-       Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
-       Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
-       Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya
c.       Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
 Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
2.      Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
3.      Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4.      Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
-       Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
-        Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
-       Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
-       Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
-       Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
-        Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).[4]
Pembelajaran tematik yang diterapkan pada kelas-kelas awal sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah membawa beberapa implikasi yang harus disadari oleh semua pihak. Implikasi itu bagaikan seblah mata pedang yang mempunyai dua sisi. Satu pihak memberikan keuntungan tetapi pihak yang lainnya membawa konsekunsi-konsekuensi yang ditanggung oleh penanggung jawab pendidikan.
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai yang mencakup :
Ø  Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. [5]
Ø   Implikasi bagi siswa
1.      Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2.       Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.[6]
Ø  Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1.      Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2.       Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3.       Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4.       Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
Ø  Implikasi terhadap Pengaturan Ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
-       Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
-       Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
-       Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
-       Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
-       Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
-       Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
Ø  Implikasi terhadap Pemilihan Metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.[7]
F.      Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran tematik yaitu :
1.      Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).
a.       Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
      Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.
b.      Kegiatan Inti
      Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c.       Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
      Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
2.      Pengaturan Jadwal Pelajaran
Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. [8]





















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam Model Pembelajaran Tematik di kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun 2006 dikemukakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Apabila ditinjau dari aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan atau keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain yaitu :
Ø  Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Ø  Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat diajarkan secara logis dan alami.
Ø  Dapat ditunjukkan bahwa belajar adalah sifat yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Ø  Guru bebas melihat masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.
Ø  Pengembangan masyarakat belajar terpasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Sedangkan keuntungan atau kelebihan pembelajaran tematik bagi siswa diantaranya yaitu :
Ø  Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
Ø  Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integrative.
Ø  Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan. Mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
Ø  Merangsang penemuan dan penyelidikan di dalam dan di luar kelas.
Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Adapun kelemahan-kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø  Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi 
Ø  Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Menurut Resmini kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø  Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
Ø  Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi.
Ø  Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø  Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
Ø  Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
Ø  Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar  yang perlu diperhatikan yaitu prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi.
Selain itu Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip yang harus dilakukan yaitu perencanaan yang mencakup : Pemetaan Kompetensi Dasar, menetapkan jaringan tema, penyusunan silabus, dan penyusunan  rencana pembelajaran
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai yang mencakup : Implikasi bagi guru, implikasi bagi siswa, implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media, implikasi terhadap pengaturan ruang, dan implikasi terhadap pemilhan metode.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran tematik yaitu : Tahap kegiatan dan pengaturan jadwal pelajaran. Adapun tahapan kegiatan  yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.



DAFTAR PUSTAKA
Tianto. 2012. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustakarya


No comments:

Post a Comment