Wednesday, March 11, 2015

contoh Desain penelitian skripsi



 

A.    JUDUL PENELITIAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 ........ PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM

B.    LATAR BELAKANG PENELITIAN
Tujuan pembelajaran kimia di SMA atau MA adalah agar siswa mampu menguasai konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam teknologi, mampu menerapkan berbagai konsep kimia untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi secara ilmiah, menguasai konsep-konsep kimia untuk meningkatkan kesadaran akan kemajuan IPTEK, kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional, bersikap ilmiah dan menyadari kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pencipta (Depdikbud, 1999).
Kurikulum pendidikan IPA khususnya kimia, memberikan penekanan kepada penggunaan keterampilan proses tanpa melupakan isi materi yang diberikan kepada siswa. Pendekatan ini pada dasarnya mengacu pengembangan potensi siswa , berupa keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswa (Dimyati,1999). Keterampilan proses dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pada pembelajaran kimia karena selain mengetahui konsep-konsep kimia, siswa juga diharapkan memiliki keterampilan-keterampilan proses yang digunakan para ahli dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.
Penggunaan keterampilan proses sains dianggap tepat dan sesuai dengan salah satu fungsi mata pelajaran kimia di SMA yang menghubungkan antara keterampilan dasar yang dimiliki siswa dari pengalamannya dengan pengalaman baru yang mereka temukan. Pendekatan keterampilan proses sains merupakan suatu pendekatan yang disarankan untuk digunakan dalam usaha penanaman dan penggabungan konsep-konsep kimia. Pada keterampilan ini siswa diajak untuk terlibat dengan objek secara langsung, sehingga diharapkan proses belajar mengajar yang ditunjukkan untuk pengembangan konsep tidak terlepas pada pengembangan sikap dan nalar dalam diri siswa.
Dalam membantu mengembangkan keterampilan proses dapat digunakan metode praktikum. Metode praktikum adalah penyajian pelajaran dimana subyek belajar melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Pelaksanaan metode praktikum dalam hubungannya dengan pelajaran kimia di SMA dimaksudkan agar siswa lebih memahami bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Disamping itu dengan metode praktikum siswa akan terlibat langsung dalam melakukan percobaan sehingga diharapkan pada siswa dapat berfikir ilmiah dalam memecahkan masalah tentang bahan pelajaran yang dihadapi. Menurut Udin.W (1993:256) dalam kimia siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya.
Metode ini sesuai untuk pengembangan keterampilan proses karena dengan metode ini selain keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik juga dapat digunakan untuk mengajarkan bagaimana bekerja secara ilmiah.
Menurut Masidjo (1995:92) belajar yang dilakukan oleh siswa menyangkut 3 bidang yaitu bidang kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (perasaan, minat, motivasi, sikap dan lain-lain), psikomotorik (pengamatan dan gerakan-gerakan motorik). Pada penelitian ini akan dititikberatkan pada aspek afektif siswa karena asepek afektif merupakan aspek yang cukup penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar dan mengajar, selain itu penelitian mengenai aspek afektif siswa masih jarang dilakukan sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya.
Bahan kajian yang dipilih pada penelitian ini adalah kesetimbangan kimia, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan menggunakan metode praktikum. Penggunaan metode praktikum pada materi ini karena dalam kurikulum 2004 menuntut siswa untuk dapat menentukan faktor-faktor yang  mempengaruhi pergeseran kesetimbangan melalui percobaan.
        Dari gambaran dan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh informasi tentang kemampuan afektif siswa pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum.


C.    MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan afektif siswa kelas XI SMA Negeri 3 ........ pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum ?”
Dari permasalahan tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kemampuan afektif siswa yang dirinci dalam domain A1 (penerimaan), A2 (partisipasi) dan A3 (penilaian) ?
2.      Bagaimana respon siswa dalam hal kesadaran diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial dan kecakapan akademik terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum ?

D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa kelas XI SMA Negeri 3 ........ pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.      Memperoleh gambaran mengenai kemampuan afektif siswa secara yang dirinci dalam domain A1 (penerimaan), A2 (partisipasi) dan A3 (penilaian).
2.      Mengetahui bagaimana respon siswa dalam hal kesadaran diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial dan kecakapan akademik terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum.

E.    MANFAAT PENELITIAN
              Sesuai dengan tujuan penelitian, maka manfaat dari hasil penelitian nantinya diharapkan :
1.       Bagi guru
a.       Dapat dipergunakan oleh guru kimia sebagai pertimbangan dalam memilih metode dan pendekatan mengajar yang tepat.
b.      Dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi guru kimia mengenai aspek afektif yang memerlukan perhatian khusus dalam usaha meningkatkan kemampuan afektif siswa.
c.       Dapat memberikan informasi tentang  perbedaan kemampuan afektif siswa pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum.

2.       Bagi mahasiswa
Dapat dipergunakan oleh mahasiswa sebagai landasan untuk penelitian lebih lanjut.
3.       Bagi siswa
a.       Dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam materi ksetimbangan kimia.
b.      Dapat dipergunakan oleh siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahamannya dalam materi kesetimbangan kimia.

F.     HIPOTESIS PENELITIAN
            Menurut Sumadi Suryabrata (2004 : 21) hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
            Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ terdapat perbedaan kemampuan afektif siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum”.
G.    RUANG LINGKUP PENELITIAN
1.  Variabel Penelitian
      Menurut Sugiyono (2005 : 2) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 94). Dengan demikian dalam penelitian ini variabel yang akan dikemukakan ada tiga macam,  yaitu :
a.       Variabel Bebas
      Menurut Hadari Narwawi (2005 : 56) variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel terikat tidak ada atau tidak muncul. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum
      b.   Variabel Terikat
      Menurut  Hadari Nawawi (2005 : 56) variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Hal ini berarti munculnya variabel ini karena adanya variabel bebas tertentu bukan karena variabel lain.
      Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan afektif siswa pada materi kesetimbangan kimia pada saat melakukan praktikum.
c.   Variabel Kontrol
      Menurut Hadari Nawawi (2005 : 56) varibel kontrol adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan, agar tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini berarti variabel ini tidak ikut menentukan ada tidaknya variabel terikat.
      Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah :
(1).  Buku paket yang digunakan
(2).  Pelaksanaan praktikum

2.      Definisi Operasional
      Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan isi, maka perlu diberikan penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
1.      Deskripsi
2.      Kemampuan afektif
3.      Metode praktikum





4.      Materi kesetimbangan kimia
Di dalam kurikulum 2004 materi kesetimbangan kimia terdiri dari atas kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan, hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan dan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Adapun materi  kesetimbangan kimia yang dimaksud  dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi  pergeseran kesetimbangan, yakni perubahan konsentrasi zat dalam kesetimbangan kimia.

H.    METODE PENELITIAN
      Pada bagian ini akan dibahas mengenai bentuk penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik dan alat pengumpul data dan prosedur analisis data.
Menurut Nawawi (2005:61) metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah yang relevan dengan masalah yang dirumuskan. Pendapat lain menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, S., 2002:126).
      Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengungkapkan keadaan nyata mengenai kemampuan afektif yang dimiliki oleh siswa pada saat penelitian berlangsung. Nawawi (2005:63) menyatakan, “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.
1.       Bentuk Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa kelas XI SMA Negeri 3 ........ pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum.
Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut maka bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Menurut sudjana (2003), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha memaparkan suatu gejala, peristiwa/kejadian dimasa sekarang, fenomena yang ada menjadi perhatian yang akan digambarkan apa adanya. Penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan keadaan yang sedang berlangsung dan dapat digambarkan.                                                                                     
2.       Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang ingin diperoleh keterangannya. Subjek penelitian merupakan sumber data pada suatu penelitian (Arikunto, S., 2002:107). Subjek penelitian dapat berupa individu, keluarga, kelompok, masyarakat, lembaga sosial, dan lain-lain (Nawawi, H., 1981 :  72).
Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IA1   SMA Negeri 3 ........ sebanyak … orang. Subjek tersebut telah atau sedang mempelajari pokok bahasan kesetimbangan kimia.. Pemilihan kelas XI IPA1 sebagai subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Nawawi (2005:157) menyatakan, “ Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian“. Pertimbangan dalam pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata siswa pada buku raport, dimana kelas XI IPA2 termasuk kelas dengan rata-rata kelas tertinggi dari dua kelas XI IPA yang ada di SMA Negeri 3 .........
Siswa dalam subjek penelitian ini dibagi dalam 3 kelompok menurut ketegori tinggi, sedang, dan rendah didasarkan pada nilai ulangan harian kimia pada semester berjalan. Penentuan kelompok siswa ini didasarkan pada perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KT ≥  + s
 + KS >   - s
KR ≤  - s
Keterangan:
KT : Kelompok Tinggi
KS : Kelompok Sedang
KR            : Kelompok Rendah
   : Rata-rata nilai siswa
s     : Simpangan baku/standar deviasi
Tujuan pengelompokkan ini adalah untuk mngetahui kemampuan  afektif siswa pada masing-masing kelompok pada materi kesetimbangan kimia melalui metode praktikum.
Wawancara dilakukan terhadap 6 orang siswa yang mewakili masing-masing kelompok (tinggi, sedang dan rendah). Setiap kelompok diwakili oleh 2 orang siswa. Penentuan siswa yang diwawancara didasarkan pada jawaban pernyataan siswa pada skala Likert, yakni siswa yang memiliki bobot terendah.


3.       Prosedur Penelitian
 Adapun prosedur penelitian ini dibagi menjadi dua bagian :
a.        Kegiatan Awal
(1)                  Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal tes.
(2)                  Memvalidasi instrumen penelitian.
(3)                  Merevisi instrumen yang telah divalidasi.
(4)                  Mengujicobakan soal yang telah direvisi.
(5)                  Membuat pedoman wawancara
b.        Kegiatan Inti
(1)                  Memberikan soal riset di SMA ................ yang dijadikan subyek penelitian.
(2)                  Dari hasil riset, kemudian mengalisis kesalahan siswa. Kesalahan siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan dengan kemiripannya.
(3)                  Melakukan wawancara terhadap siswa untuk mengetahui penyebab kesalahan yang dilakukannya.
(4)                  Menganalisis hasil wawancara
(5)                  Membuat kesimpulan dari riset yang dilakukan.


4.                     Teknik dan Alat Pengumpul Data
a.         Teknik Pengumpulan Data
 Nawawi (2005:94) membedakan teknik penelitian menjadi enam, yaitu :
(1)                  Teknik observasi langsung
(2)                  Observasi tidak langsung
(3)                  Teknik komunikasi langsung
(4)                  Teknik komunikasi tidak langsung
(5)                  Teknik pengukuran
(6)                  Teknik studi dokumenter/ bibliografis.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(1)                  Teknik pengukuran
Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan. Pengukuran berarti usaha untuk mengetahui suatu keadaan berupa kecerdasan, kecakapan nyata (achievement) dalam bidang tertentu, panjang, berat dan lain-lain dibandingkan dengan norma tertentu.
(Nawawi, H., 2005:125)
(2)                  Teknik komunikasi langsung
Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data.
(Nawawi, H.,2005:95)
Kegiatan pengukuran dalam penelitian ini adalah memberi skor terhadap soal tes yang telah dikerjakan siswa sesuai dengan jalan penyelesaian yang telah ditetapkan dimana skor untuk setiap langkah penyelesaian soal yang benar adalah 1 (satu) dan yang salah adalah 0 (nol), sedangkan komunikasi langsung dilakukan dengan wawancara untuk mencari penyebab kesalahan siswa.
b.        Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencari informasi mengenai kemampuan afektif siswa secara keseluruhan yang dirinci dalam domain A1 (penerimaan), A2 (partisipasi), A3 (penilaian) dan A4 (organisasi) terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum.
2.      Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengetahui respon siswa dalam hal kesadaran diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial dan kecakapan akademik terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum. Skala sikap yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert. Dalam skala Likert, subjek tidak disuruh memilih pernyataan-pernyataan yang positif saja, tetapi memilih juga pernyataan-pernyataan yang bersifat negatif. Tiap item dibagi kedalam lima skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak tentu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Setiap pernyataan positif diberi bobot 4, 3, 2, 1, 0, sedangkan pernyataan negatif diberi bobot sebaliknya, yaitu 0, 1, 2, 3 dan 4.

3.      Wawancara
Alat pengumpul data yang lain adalah wawancara atau interview. Menurut Nawawi (2005:111) wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan juga dengan bertatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee). Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, dimana pedoman wawancara yang dipersiapkan hanya mencantumkan pokok-pokok penting yang akan ditanyakan sesuai dengan data yang diperlukan. Selanjutnya dalam bertanya seorang interviewer dapat melakukannya secara bebas dalam kalimatnya sendiri, sehingga setiap informasi dapat digali secara mendalam atau secara maksimal sesuai dengan keperluan.
Wawancara pada penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berdasarkan jawaban pernyataan siswa pada skala Likert dan digunakan untuk mencari informasi dari penjelasan siswa secara langsung mengenai respon siswa tersebut dalam hal kesadaran diri, kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial dan kecakapan akademik terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum. Wawancara ini dilakukan terhadap 6 orang siswa dari masing-masing kategori tinggi, sedang dan rendah. Penentuan siswa yang diwawancara didasarkan pada jawaban pernyataan siswa pada skala Likert, yakni siswa yang memiliki bobot terendah.

5. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan instrumen kemampuan afektif.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 198) instrumen yang berupa test dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah test tertulis. Test tertulis berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang salah satu aspek psikologis tersebut diatas, yang dapat diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula (Hadari Nawawi, 2005 : 126). 
      Test tertulis yang dipilih dalam penelitian ini adalah test yang berbentuk obyektif. Dipilihnya test obyektif ini karena mudah dalam pemberian nilai dan penilaian tidak dipengaruhi oleh sikap subyektivitas. Menurut Nawawi (2005 : 130) suatu test dikatakan obyektif apabila dalam memberikan nilai kuantitatif terhadap jawaban unsur subyektivitas penilai tidak ikut mempengaruhi.
      Selanjutnya terhadap soal test yang telah disusun oleh peneliti divalidasi dan ujicoba terlebih dahulu untuk menilai kelayakan pemakaiannya di lapangan.


1.         Validasi
2.         Reliabilitas
 Pada penelitian ini digunakan instrumen kemampuan observasi. Aa
1.                  Uji Normalitas (Chi-Square)
2.                  Uji homogenitas varians
3.                  Uji Hipotesis
    


6.  Prosedur Analisis Data


Sasaran pada penelitian ini adalah untuk mengungkap kesalahan dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal stoikiometri jika diminta memberikan tahap-tahap penyelesaiannya.
 Dari data hasil tes, kemudian dikoreksi dan dibuat dalam sebuah tabel. Menurut Sugiyono (2003:22) penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel  merupakan penyajian yang banyak digunakan, karena lebih efisien dan cukup komutatif. Penggunaan tabel bermaksud untuk merangkum sejumlah data yang saling berhubungan antar satu dengan yang lain sehingga lebih mudah dipahami. Kesalahan–kesalahan yang dibuat siswa dirinci atau dibedakan berdasarkan  kesalahan konsep dalam stoikiometri.
 Untuk melihat gambaran tentang penyebab kesalahan yang dilakukan siswa, hasil wawancara juga dianalisiskan dalam tabel.
Contoh Format Tabel.







Tabel 1.
Data Skor Berdasarkan Jawaban
Siswa Dalam Menjawab Tes
No
Kode Siswa
Skor yang diperoleh siswa per item
Jumlah Skor
Jumlah item yang salah
1
2
3
4
5












Tabel 2.
Deskripsi Kesalahan Siswa dalam Stoikiometri
No
Kesalahan
Jumlah Siswa
Persentase





Tabel 3.
Penyebab Kesalahan Siswa
No
 Kesalahan
Penyebab Terjadinya Kesalahan



















































DAFTAR PUSTAKA



Arifin, M. (1995). Pengembangan Program Pengajaran Kimia. Surabaya : Universitas Airlangga

Arikunto, S. (1998).  Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara

                   . (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta

                   . (2005).  Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.  Yogyakarta : Bumi Aksara

Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia. Jakarta : Proyek PELITA

Enawaty, E. (2006). Optimalisasi Pembelajaran Stoikiometri Bagi Mahasiswa Kimia Melalui Pendekatan Problem Posing. ........ : Laporan Penelitian FKIP Untan

Hartono. (2002). Meminimalkan Kesalahan Siswa dalam Menjawab Soal-soal Kimia Melalui Penamaan Konsep Prasyarat Menggunakan Poster Di SMUN 1 Inderalaya. Forum Kependidikan. Tahun 21. No. 2. Hlm : 101-102

Joesman. (1988). Pengukuran Dan Evaluasi Dalam Pengajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan

Kusasi, M. (2003). Penerapan Pendekatan Problem Posing dan Deskripsi Kemampuan Posing Pada Pembelajaran Stoikiometri di SMU Negeri 1 Mataraman Kabupaten Banjar Martapura Kalimantan Selatan Jurnal Pendidikan Nasional dan Kebudayaan edisi    hal     . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional dan kebudayaan

Kusumah. (1986). Logika Matematika Elementer. Bandung : Tarsito

Nawawi, H. (1981). Metode Penelitian Bidang Sosial. ........ : FKIP Untan

                  . (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Edisi Revisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Oxtoby, D. W., Gillis, H. P., dan Nachtrieb, N. H. (2001). Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga

Poerwadarminta, W. J. S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Purba, M. (2004). Kimia SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Rusmansyah. (2001). Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia Karbon Melalui Strategi Peta Konsep (Concept Mapping) Jurnal Pendidikan Nasional dan kebudayaan edisi 40 hal:12-19. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional dan kebudayaan

Rusmansyah, dan Irhasyuarna, Y. (2001). Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi kimia Jurnal Pendidikan Nasional dan Kebudayaan edisi 35 hal 129-138. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional dan kebudayaan
                                                       . (2003). Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU Negeri Kota Banjarmasin Jurnal Pendidikan Nasional dan Kebudayaan edisi .. hal .. . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional dan kebudayaan

Santosa, S. J.,Sudiono, S., dan Pranowo, D. (2006). Kimia Kelas X SMA & MA. Klaten : Intan Pariwara

Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta : P2LPTK Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sutrisno, L. (1992). Konsep Awal dan Tradisi Konstruktivis. Makalah. ........ : FKIP Untan

                         . (1993). Pendidikan MIPA Di Indonesia : Perlu Suatu Langkah Maju ? Suara Almamater. ........ : Untan

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar. Bandung : Penerbit ITB

Tjokrosujono. (1996). Dasar-Dasar Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud

Utomo, Tjipto, dan Ruijter, K. (1991). Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama





























No comments:

Post a Comment